Dompu, Berita11.com - Atlet wanita Sarah Aulia (22) Cabang Olahraga bela diri taekwondo berhasil meraih juara II kategori kelas berat dan menyabet tiga medali perak pada kejuaraan Manunggal Bereformasi Cup Se-NTB yang digelar di Gelanggang Turida Kota Mataram beberapa hari lalu.
Namun saat selebrasi atas keberhasilan itu, putri kelahiran 16 Mei 1998 di Jakarta ini diwarnai dengan warna kuning bendera kebesaran organisasi eksternal kemahasiswaan yakni bendera Pergerakan Mahasiswa Islam Indonedia (PMII).
Menurut putri hasil buah hati dari pasangan Sri Winarni Anas dan Arjan Keswani (Almarhum) ini, organisasi PMII adalah bagian dari keluarganya dan PMII tempatnya berbagi, saling memberikan arahan dan saling bertukar pikiran atau ide.
"PMII sudah kaya keluarga sendiri, nggak bisa dijelasin pokoknya, PMII itu berarti bangat buat saya," cetus Sarah pada Berita11.com di Lesehan Taliwang, Kelurahan Bali Satu, Kecamatan Dompu, Sabtu (10/7) sore.
Hal yang membuat Sarah terpukul sehingga tak tahan membendung air matanya ketika membahas PMII, bahkan, sebagai orang pendatang, putri yang ditinggal mati Arjan Keswani ini sering menerima bulian dari orang tempatan atau pribumi.
"Apa yang saya rasakan dan apa pun kegiatan saya serta kemana pun saya pergi saya selalu teringat PMII, hingga saya ketemu dengan sekretariat PMII, Alhamdulillah saya bisa tergabung dengan PMII jadi PMII itu kaya seperti keluarga saya sendiri," ucap Sarah yang tak kuat menahan tangisnya.
Disinggung kenapa tidak memilih organisasi lain untuk dijadikan tempatnya menambah wawasan atau ilmu pengetahuan, Sarah Aulia lebih memilih PMII karena sejak tinggal di Jakarta dulu, hampir semua organisasi dia mengetahuinya.
"Saya kenal PMII bukan setelah pindah di dompu saja, tetapi jauh sebelum itu, waktu saya tinggal di Jakarta, PMII sudah mendarah daging bagi saya," ungkapnya dengan nada yang lembut.
Berangkat ke soal keberhasilannya, Sarah mengaku sedikit kecewa, karena pada saat lomba Sarah Aulia kurang maksimal, apalagi ia bergabung di olahraga bela diri taekwondo di dompu seminggu sebelum pertandingan jadi latihan tidak begitu full.
"Perasaan saya senang namun ada kecewa sedikit, karena saya kurang maksimal, saya masuk taekwondo sejak tamat SMA dua tahun yang lalu, selama pindah ke dompu saya tidak lagi latihan," senangnya.
Sarah Aulia mengaku, selama berdomisili di dompu ia pernah ikut olahraga bela diri ada dua Dojang, itu pun hanya sebatas latihan saja, namun di luar dugaan Sarah bisa ketemu dengan pelatih taekwondo tingkat Kabupaten Dompu.
"Sebelum masuk di taekwondo, saya sempat masuk ke beberapa dojang tapi itu cuman latihan saja dan akhirnya saya bertemu dengan ketua pak Sirajudin, itu hal amazing bangat bagi saya dan di luar dari dugaan saya," pungkasnya. [B-10]