![]() |
Ketegangan Massa Anti Tambang saat Menggelar Aksi Unjuk Rasa. |
Bima,
Berita11.com— Front Masyarakat Wera-Ambalawi Anti Tambang (FMW2AT) kembali
menggelar aksi unjuk rasa meminta penghentian operasi perusahaan tambang pasir besi di Kecamatan Wera dan pembebasan tiga mahasiswa yang ditahan, Senin
(25/11/2019) pagi.
Aksi yang
dipimpin Raden Hartono diikuti puluhan orang. Massa menglaim, sesuai
investigasi mereka, terdapat kerusakan lingkungan hidup dan kelestarian alam
yang mengancam ekosistem di Kecamatan Wera dan Ambalawi Kabupaten Bima.
Massa juga
menuding, meletusnya Gunung Sangiang karena pergeseran lempeng bumi karena
adanya penggarapan pasir besi di dasar laut. Selain itu, aktivitas tambang
dinilai menyebabkan krisis air bersih dan ancamanan kekeringan.
“Pasir habis
karena (digunakan) bangun rumah dan lainnya. Karena sudah dijual habis oleh (perusahaan)
pertambangan,” teriak Raden Hartono.
Menurutnya,
aktivitas pertambangan juga menyebabkan gatal pada kulit, TBC karena debu-debu dari
aktivitas dump truk yang melewati jalan serta keracunan dan penyakit pada anak.
lantara bahan kimia tambang pasir besi.
Selain itu,
aktivitas tambang pasir besi dinilai akan merusak lahan pertanian, persawahan
dan tanaman-tanaman bawang, padi, jagung dan tanaman lainnya.
“Selain itu,
akan terjadi tanah longsor yang sangat besar. Karena kekosongan isi tanah dan
pasir di dalam perut bumi, karena telah sudah disedot keluar,” katanya.
Dalam aksinya
massa memblokade jalan raya dan membakar ban. Aksi massa dikawal ketat sejumlah
aparat. [MR]