
Dompu, Berita11.com - Nyaris sebulan, kelangkaan gas elpiji yang kemasan 3 kilo gram di Dompu mengalami kelangkaan. Tak hanya barangnya yang langka, namun harganya juga mencekik warga, terlebih warga golongan menengah kebawah.
Berangkat dari itu, pemerhati rakyat, Arifin meminta dengan tegas terhadap Pemerintah Daerah Kabupaten Dompu agar dapat mengambil sikap dalam menyikapi keluhan dan rintihan warga.
"Kami sebagai masyarakat meminta kepada pemrintah daerah harus bertanggungjawab terhadap situasi kelangkaan gas elpiji ini," tegas Dae Bari sapaan akrapnya di taman Kota Dompu, Selasa (6/6/2023) siang.
Menurutnya, hingga saat ini, mereka belum pernah mendengar ucapan dan melihat sikap pemerintah dalam menyikapi terkait hal itu sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah terhadap rakyat.
"Selama ini, belum ada sinyal dari pemerintah, sebagai garansi bahwa masyarakat saat ini membutuhkan gas elpiji," tandas Dae Bari.
Dikatakannya, kelangkaan gas elpiji dan harga yang melambung tinggi, justru dari pihak aparat kepolisian yang bersikap dan prihatin terhadap nasib rakyat Kabupaten Dompu.
Kapolres Dompu, AKBP Iwan Hidayat, SIK mengintruksikan ke tiap-tiap jajaran Polsek yang ada untuk mengawal dan menjaga kelangkaan gas elpiji.
"Justru, kami berterimakasih kepada Kapolres Dompu yang telah memerintahkan seluruh Polsek yang ada untuk memantau dan mengawasi proses penyaluran gas elpiji ini," apresiasi Dae Bari pada Kapolres Dompu.
Di tempat yang sama, salah seorang aktivis yakni Taufan Al-Fatihah, S.Sos berpendapat, kelangkaan gas elpiji, bukan hanya berdampak kepada warga saja, tetapi juga berdampak kepada para Pedangang Kaki Lima (PKL) yang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
"Masalah kelangkaan gas elpiji ini, jika pemerintah tidak sesegera mungkin untuk menangani, sama halnya ingin membunuh para usaha-usaha kecil atau UMKM salah satunya pedagang di taman ini," pendapat dia.
Menurut Thovu sapaan akrapnya, faktor terjadinya kelangkaan gas elpiji kemasan 3 kilo gram itu diduga ada permainan oknum pengusaha yang dengan sengaja ingin menaikan harga pasarannya.
"Kami menduga, kelangkaan ini sengaja dimainkan oleh oknum pengusaha untuk menaikan harga pasaran, bayangkan, kemasan dari Rp 16 ribu rupiah sakarang bisa dapat Rp 25 hingga Rp 30 ribu rupiah," dugaan Thovu.
Terpisah, salah seorang warga Desa Matua, Kecamatan Woja Syafrudin (47) kepada Berita11.com membenarkan terkait kenaikan harga gas elpiji yang kemasan 3 kilo gram.
Bahkan, untuk mendapatkan satu kemasan gas elpiji saja, ketika membelinya harus menunjulakkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK).
"Betul, harga gas elpiji sekarang Rp 25 sampai Rp 30 ribu rupiah per satu kemasan, dan kita harus menunjukan KTP atau KK kepada pedagang, katanya untuk dimasukan ke aplikasi, supaya tidak bisa membeli dua kali, mengingat gas ini sedang langka," ujar Syafrudin, Selasa sore. [B-10]