![]() |
Kegiatan Belajar Mengajar di Sekolah Menengah Pertama. Ist |
Bima,
Berita11.com— Sejumlah guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berlatarbelakang
pendidikan Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 6 Kota Bima
ditetapkan sebagai guru Seni Budaya oleh kepala sekolah setempat. Buntutnya,
hal tersebut diprotes oleh sejumlah guru dan keluarganya.
Salahsatu
guru SMPN 6 yang memiliki kompetensi Bahasa Inggris mengaku kecewa dengan
keputusan kepala sekolah tentang pembagian jam mengajar. Dia diarahkan mengajar
Seni Budaya padahal memiliki kompetensi sebagai guru Bahasa Inggris.
“Sudah sempat
dipertanyakan tapi tetap disuruh mengajar Seni Budaya,” katanya kepada
Berita11.com, Sabtu (20/8/2016).
Menurutnya,
penugasan sebagai guru Seni Budaya berdampak buruk terhadap karir dan
kompetensinya. “Kalau yang memiliki kompetensi Bahasa Inggris disuruh mengajar
Seni Budaya ya nggak bagus ke depannya. Maka skill atau kompetensi dalam Bahasa
Inggris bisa hilang. Itu nggak bagus,” katanya.
Bagaimana tanggapan
Kepala SMPN 6 Kota Bima berkaitan hal tersebut? Kepala sekolah setempat, Hj. Nurmah,
M.Pd tidak membantah selama ini menugaskan guru PNS yang berlatar belakang
Bahasa Inggris mengajar Seni Budaya. Hal itu dilakukannya karena sudah banyak
guru Bahasa Inggris sehingga untuk menyiasati itu sekolah terpaksa menggeser
tugas beberapa guru.
“Memang
kemarin ada mereka (guru) mempertanyakan itu. Keadaanlah yang memaksa kita
begini. Ini maksudnya untuk membantu guru,” katanya kepada Berita11.com di SMPN
6, Sabtu (20/8/2016).
Menurut Nurmah,
keputusannya menugaskan guru Bahasa Inggris mengajar mata pelajaran Seni Budaya
justru menyelamatkan sejumlah guru PNS itu agar mendapatkan tunjangan profesi
(sertifikasi). Sehingga syarat jam mengajar terpenuhi dan bisa memperoleh
tunjangan itu.
“Hampir semua
mengalami yang hal sama bahkan mereka cari jam tambahan di sekolah lain. Yang menyelamatkan
mereka (memperoleh jam tambahan) di SLB. Kalau sekolah-sekolah negeri begini
nggak ada. Sama seperti kita ini. Mau bagaimana lagi,” katanya.
Mantan guru
SMPN 1 Kota Bima ini mengaku, soal kondisi guru yang banyak atau menumpuk pada
beberapa kompetensi sudah dilaporkan kepada Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Namun
hingga kini belum ditindaklanjuti. Hingga kini masih belasan guru PNS di
sekolah setempat yang belum memperoleh sertifikasi.
“Oh itu sudah
lama kita laporkan kondisinya tapi belum ditindaklanjuti. Sebenarnya persoalan
seperti ini bukan saja di sekolah ini tapi hampir semua sekolah,” ujarnya. (US)