Bima. Berita 11 com - Puluhan orang yang tergabung dalam kelompok Tani Desa Timu Kecamatan Bolo Kabupaten Bima-NTB, mengancam akan lakukan blokir jalan utama lintas Bima - Sumbawa apa bila pihak pemerintah terkait tidak mengindahkan tuntutan yang dinginkan.
" Apabila tuntutan kami tidak diindahkan, kami terpaksa lakukan blokir jalan, karena tuntutan kami ini sangat emergency Untuk kebutuhan perut" , ujar sejumlah petani pada awak media ini dilokasi Dam primer Ncanga Kai Desa Tambe, Sabtu, 05 April 2025.
Pernyataan tegas sejumlah petani tersebut, dipicu oleh kesesalan mereka akibat saluran irigasi jalur dari Dam Ncanga Kai Desa Tambe yang menjadi harapan satu satunya untuk kebutuhan pertanian saat ini tersumbat oleh berjejernya keramba ikan tawar milik masyarakat desa tambe di sepanjang Saluran irigasi yang dimaksud berdampak pada bertumpuknya sedimen/lumpur mencapai ketebalan satu meter.
Atas peristiwa tersebut sangat bertolak belaka dengan program Pemerintah Pusat di bawah Presiden RI, H. Prabowo Subianto saat ini melalui kementerian pertanian terus menggaungkan program ketahanan pangan nasional dalam mendukung swasembada pangan nasional. Upaya mendukung program ketahanan pangan nasional tersebut salah satunya harus didukung dengan pengairan yang baik.
"Kejadian ini sudah berjalan satu tahun, dan setiap tahun selalu kami bersihkan secara gotong royong sesama petani, namun kali ini tumpukan keramba dan desimem sangat sulit dibersihkan oleh kami secara manual, sehingga kami butuh keterlibatan pemerintah Desa Tambe khusunya dan pemerintah terkait untuk mencarikan solusinya, " ujar Ahmad ketua kelompok hidi rasa, Desa Timu, didampingi oleh, Abas H. m. Ali So' panggo 2. Desa timu, Ismail Abdullah Ketua kelompok so panggo 1 Desa Timu dan M tayeb Ismail so la rade Desa Timu.
Menurut sejumlah Ketua Kelompok Tani Desa Timu, pihaknya saat ini sedang melakukan pembajakan dan pengolahan lahan sawah dan sebagiannya sedang tabur benih untuk menyambut masa tanam musim kedua tahun ini. Namun untuk mendukung proses masa tanam tersebut, terkendala dengan air. Diketahui luas lahan persawahan yang ketergantungan dengan sumber air irigasi setempat kurang lebih 1.600 hektar.
Kabid Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bima, Edi ST didampingi Kapolsek Bolo saat koordinasi dengan perwakilan petani Desa Timu untuk mencarikan solusi.
Untuk menjawab tuntutan sejumlah petani tersebut, pemerintah terkait turun bersama mencarikan solusinya, Kabid Pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bima, Edi ST, Kepala UPT Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kecamatan Bolo, Dewi Sermi SE. Sekcam Bolo Drs. Abbas, Polsek Bolo, Babinsa Desa Tambe, Kepala Desa Tambe dan sekdes Timu.
Dalam menanggapi permintaan sejumlah masyarakat petani tersebut, sesuai kesepakatan bersama, pihak pemerintah terkait yang hadir yang intinya akan mengupayakan alat eksavator mini untuk mengangkat dan membersihkan saluran irigasi tersebut secepatnya dari tumpukan material bambu dan desimem yang telah. " Kami minta para petani bersabar dulu, hari ini juga akan kami usahakan untuk secepatnya menghadirkan alat berat, paling telat besok pagi, " ujar Kabid pengairan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bima, Edi ST usai koordinasi dengan sejumlah petani yang hadir.
Ditempat yang berbeda, Kepala Balai Lingkungan dan Pengairan Provinsi NTB, Amrin ST saat di konfirmasi melalui via telephon mengatakan, pihaknya saat ini terus melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak yang memiliki alat berat (eksavator red) di wilayah kota dan Kabupaten Bima, " saya minta masyarakat dapat bersabar dulu, saat ini kami sedang upayakan untuk menyewa alat berat, semoga besok (Senin red) eksavator bisa kami hadirkan di lokasi untuk membersihkan tumpukan keramba dan desimen, " ujarnya singkat. (B-007)