![]() |
Selain Bermanfaat Menjaga Kesehatan, Keramas Menggunakan Cabai Merupakan Tradisi Warga Bima. Foto FS |
Bima,
Berita11.com— Masyarakat
Bima Provinsi NTB memiliki kebiasaan keramas yang unik. Bila umumnya warga di
daerah lain terbiasa keramas menggunakan shampo atau santan kelapa, berbeda
yang dilakukan perempuan di Bima. Sejumlah ibu rumah tangga terbiasa keramas
menggunakan cabai. Lantas untuk apa?
Sejumlah
ibu rumah tangga mengaku kebiasan keramas
menggunakan cabai merupakan kebiasaan lama yang dipertahankan secara
turun-temurun. Bagi wanita Bima, keramas menggunakan cabai dapat meringankan
badan pegal-begal, meringankan sakit kepala dan gangguan penurunan fungsi
penglihatan. “Kalau dalam keluarga kami, keramas menggunakan cabai itu adalah
tradisi dan sekaligus obat sakit kepala, pegal-pegal atau masalah penghlihatan.
Dari pada berobat ke dokter mahal-mahal, obat alami lebih manjur,” kata Rahma,
warga Desa Bajo Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima.
Umumnya,
kata Rahma, cabai yang digunakan untuk keramas dijemur hingga kering. Setelah itu
ditumbuk dan dicampur dengan santan kelapa, jumlah cabai disesuaikan dengan
selera. Keramas menggunakan cabai dapat dilakukan sebelum atau sesudah mandi. “Setelah
keramas dengan cabai biasanya selama tiga atau empat hari tidak menyiram
rambut. Sehingga sensasi panas dan efek positifnya terasa,” ujarnya.
Menurut
Rahma, kebiasaan keramas menggunakan cabai hampir dipertahankan oleh perempuan
di Bima termasuk di Kecamatan Soromandi. Bahkan mahasiswi atau gadis yang hidup
merantau. “Setelah keramas dengan cabai, tiga atau empat hari badan kita akan
terasa lebih segar sehingga semangat dalam beraktivitas,” katanya.
IRT
lain di Bima, Nurmi mengaku, tetap mempertahankan kebiasaan keramas menggunakan
cabai. “Anak-anak dan cucu saya tetap saya biasakan keramas mengggunakan cabai.
Ini bukan saja untuk perempuan, tapi untuk kerabat laki-laki juga terbiasa
keramas dengan cabai,” ujarnya.
Dalam
keluarga Nurmi sudah terbiasa menggunakan obat-obatan herbal. Selain keramas
menggunakan cabai, keluarganya terbiasa menggunakan lulur tradisional campuran
cengkeh, lada Jawa, dan berbagai rempah-rempah alami. Obat itu mampu
menghilangkan pegal-pegal dan sakit demam.
Reporter:
Fachrunnas