![]() |
| Komandan Korem 162 WB. Kolonel Czi Lalu Rudy Irham Srigede, ST. Foto Toni |
Kota Bima, Berita11.com— Sejauh ini berdasarkan data Badan
Narkotika Nasional (BNN) sudah 51.000
warga Nusa Tenggara Barat (NTB) yang terjangkiti Narkoba. Persoalan tersebut
menjadi atensi khusus Komando Resor Militer (Korem) 162 Wirabhakti.
Komandan
Korem 162 WB Kolonel Czi Lalu Rudy Irham Srigede, ST, mengatakan, Narkoba
merupakan bagian dari metode baru perang antar negara melalui upaya
penghancuran dari dalam (proxy war). Bahkan sifatnya lebih masif dan
dekstruktif. Karena sasarannya adalah generasi muda.
“Kenapa, saya
melihat ini adalah penghancuran generasi muda. Berkaca pada kasus Bali Nine itu
gembong Narkoba dari Australia bermain ke tempat kita. Kemudian kedua di
Cingkareng dua kali dengan modus yang sama tertangkap membawa sabu-sabu 3 kg,”
katanya usai gelar pasukan pengamanan kunjungan Presiden RI di lapangan Serasuba
Kota Bima, Kamis (28/4/2016) pagi.
Menurut Rudy,
sumber peredaran Narkoba bukan lagi berasal dari antar daerah di Indonesia. Namun
berasal dari luar negeri. Belum lama ini, tim BNN dan gabungan dari aparat lain
berhasil menangkap pengedar Narkoba beserta barang bukti 2,75 kg sabu-subu yang berasal dari Malaysia saat turun dari
pesawat di Bandara Internasional Lombok.
Potensi rawan
pintu masuk Narkoba di NTB juga dilihat dari Alur Laut Kawasan Indonesia (ALKI)
2. Kawasan tersebut strategis dan berpotensi sebagai jalur peredaran Narkoba. “Ini
strategis pakai kapal barang dan dijemput menggunakan speed boot bisa kan? Makanya
harus diantisiapsi. Saya sudah bilang untuk pos-pos penjagaan, baik dari
Angkatan Laut, Pol Air harus tepat jalan,” katanya.
Pria yang
pernah menekuni bisnis warung di Jakarta ini menilai saat ini Indonesia termasuk
seluruh daerah di Provinsi NTB dalam kondisi darurat Narkoba. Bahkan sasaran
peredaran obat-obat terlarang itu tidak lagi memandang status sosial atau
profesi. Mulai dari aparat, ulama, aparatur sipil, hingga pejabat berpotensi
terjangkiti virus Narkoba. Setidaknya itu berkaca pada sejumlah kasus di
beberapa daerah besar seperti Kota Medan Sumatera Utara.
“Keterlibatan
aparat itu sangat bisa terjadi. Itu sudah ada bukti seperti kasus keterlibatan
aparat Kepolisian di Medan. Dalam TNI pun bisa saja,” kata alumnus Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Rudy
mengisyaratkan, sebelum mengincar pelaku peredaran Narkoba di sejumlah daerah di NTB.
Korem mengawasi ketat intern TNI. Korem 162 WB tercatat sudah dua kali
melakukan tes urin. Selain itu sudah memerintahkan seluruh Dandim untuk
melakukan hal yang sama.
“Walaupun hasilnya bersih saya tidak akan percaya
begitu saja. Tes urin akan terus kita lakukan. Anggota yang terlibat Narkoba
saya pecat,” tandasnya. (US/TN)
Komentar